Lampung
Tengah · 11 November 2021
Kelompok Tani Kuncung
atau kacang kedelai di Lampung Tengah Desa Sukajawa Dusun III, lahan tanah pada
umumnya relatif rata dengan ketinggian 73-74 mdpl. Sebagian besar area terdiri
dari tanah ladang daratan yang dipakai untuk budidaya pertanian tanah kering
dan sebagian pemukiman penduduk.
Sedang di lembah sungai
memanjang dari batas desa Sukamaju di sebelah timur hingga wilayah barat yang
di sebut Desa Campang Kroya pada umumnya terdiri dari sawah dan ladang tadah tadah
atau tanah rendah (Basah).
Pada musim hujan
petak-petak lahan di Desa Sukajawa Dusun III ditanami padi sawah, sedangkan
ladangnya ditanami padi Pandan Wangi dan padi Raja Lele, jagung, atau kacang
tanah secara combinasi. Air pada musim hujan didapat dari tampungan air hujan
atau pengairan teknis Kali Kacangan (dahulu dari Sanusi Candra Bayuda, tetapi
sering tidak kebagian oleh desa lain karena letaknya paling ujung dari saluran
irigasi).
Pada musim kemarau
pastinya tak ada air hujan atau air irigasi, sehingga pertanian tak dapat
dikerjakan. Agar dapat menanam palawija seperti cabai merah/keriting, kedelai,
terong, kacang tanah, kacang panjang, kacang bogor, mentimun, jagung manis, ketella,
atau tanaman lainnya yang cocok pada musim kemarau, petani bercreatif menaikan
air sungai dengan cara menyedot menggunakan selang pompa bertenaga bensin atau
mesin diesel.
Pertanian Desa Sukajawa
Dusun III kerap menjadi percontohan dan menjadi ternama. Bahkan lahan produktif
yang dikelola kelompok tani Sukajawa pada tahun 2000 menjadi Juara I tingkat
Provinsi Lampung dalam Lomba Agribisnis Budidaya Komoditas Tanam Kedelai.
Produk kedelai dari Desa Desa Sukajawa Dusun III digunakan untuk mencukupi
pasar lokal Lampung.
Hasil Pertanian Desa Sukajawa
Dusun III bermutu baik, selain karena didukung oleh tanah subur dari limpahan
sedimen sungai dari irigasi, paparan sinar matahari cukup, angin yang selalu
stabil, hama pertanian dapat terkendali dan diatasi, pupuk yang digunakan
adalah pupuk kandang ternak sapi atau kambing dari rumah masing-masing dengan
jumlah yang sangat cukup.
Budidaya Tanaman
kedelai adalah tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman pangan. Kedelai
termasuk dari family leguminosa yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan tempe, tahu, susu dan lain sebagainya. Kedelai memiliki prospek
bisinis yang bagus mengingat nilai ekonomisnya yang tinggi dan kebutuhan
didalam negeri yang terus meningkat. Hingga saat ini di Indonesia belum mampu
berswasembada kedelai dan untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai masih di impor
dari luar negeri. Peluang ini seharusnya dimanfaatkan agar Indonesia tidak
selalu bergantung dengan negara lain, sebab kita memiliki lahan yang luas,
subur dan memiliki iklim yang cocok untuk budidaya kedelai.
Di Indonesia kacang
kedelai memiliki sebutan yang beraneka ragam, misalnya kacang kuning, kacang
bulu, kedele, kacang jepung, demokam, dan lain sebagainya.
Cara Menanam Kedelai
1.
Syarat Tumbuh
Tanaman kedelai dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup
baik. Pada tanah yang unsur hara (tandus) kedelai masih dapat tumbuh dengan
syarat diberi pupuk organik, pupuk kandang dan pengapuran. Tanaman kedelai
memerlukan pengairan yang cukup selama masa pertumbuhan. Curah hujan ideal
antara 100 – 200 mm/bulan dengan temperatur antara 26 – 27 derajat celcius.
Budidaya kedelai paling baik dilakukan pada ketinggian 0 – 800 mdpl dengan
sinar matahari penuh, minimal 10 jam/hari.
2.
Persiapan Lahan
Lahan untuk budidaya
kedelai dibajak atau dicangkul terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur.
Kemudian dibuat saluran-saluran air agar tanaman tidak tergenang saat musim
hujan. Saluran air / drainase dibuat setiap 5 – 6 meter dengan kedalaman dan
lebar disesuaikan dengan kondisi lahan. Tanaman kedelai pada lahan yang
tergenang akan tumbuh kerdil dan tidak mampu berproduksi dengan baik. Taburkan
dolomit jika pH tanah rendah dan taburkan pupuk kandang atau kompos jika lahan
kurang subur atau tandus. Bisa juga ditambahkan dengan pupuk TSP, KCL dan Urea
dengan perbandingan 2 : 1 : 2.
3.
Persiapan Benih
Agar mendapatkan hasil yang maksimal,
sebaiknya benih yang digunakan adalah benih unggul bersertifikat. Jika ingin
membuat benih sendiri, pilihlah benih dari tanaman yang sehat dan memiliki
produktifitas tinggi. Benih kedelai yang baik adalah benih yang didapatkan dari
tanaman yang berumur cukup tua dan sehat. Kebutuhan benih berkisar 45 – 50
kg/hektar.
4.
Penanaman
Sebelum ditanam sebaiknya benih diberi
insektisida dan fungisida terlebih dahulu agar benih terhindar dari serangan
hama dan jamur. Campurkan 100 gr insektisida dan 100 gr fungisida dengan 10 kg
benih. Insektisida yang digunakan adalah insektisida yang berbentuk tepung,
misalnya metindo atau lannate. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, dengan
jarak tanam 40 x 25 cm atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Setiap
lubang diisi dengan 2-3 benih kemudian ditutup tipis dengan tanah. Penanaman
yang baik dilakukan setelah hujan turun atau pada saat tanah dalam kondisi
basah.
5.
Pemeliharaan dan Perawatan
§ Pengairan
Tanaman kedelai sangat
peka terhadap kekurangan air. Fase pertumbuhan yang sangat membutuhkan air
adalah pada awal pertumbuhan vegetatif yaitu umur 16 – 21 hari setelah tanam,
pada fase pembungaan yaitu umur 27 – 35 hari setelah tanam dan pada fase
pengisian polong yaitu umur 57 – 70 hari setelah tanam. Pada fase-fase tersebut
tanaman kedelai sangat membutuhkan air dan harus dilakukan pengairan jika tidak
turun hujan.
§ Penyiangan
Gulma atau rumput liar
yang tumbuh disekitar tanaman kedelai perlu dilakukan penyiangan. Jika tidak
tanaman kedelai akan terganggu pertumbuhannya karena terjadi persaingan dalam
mendapatkan nutrisi.
§ Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan perlu
dilakukan agar tanaman kedelai tidak kekurangan unsur haranya. Namun jika
kondisi tanahnya sangat subur, pemupukan susulan tidak perlu dilakukan.
Taburkan urea pada fase pertumbuhan, dan pada fase pembungaan sampai fase
pembentukan biji/polong berikan pupuk yang mengandung unsur phospor dan kalium,
misalnya TSP dan KCL. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kesuburan
tanah.
6.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering
menyerang tanaman kedelai antara lain lalat bibit/lalat kacang (Ophiomya
phaseoli tryon), lalat buah, ulat grayak, oteng-oteng, ulat penggulung daun,
ulat jengkal, penggerek buah, ulat buah, dan penggerek daun. Pengendalian dapat
dilakukan dengan sanitasi lahan dan penyemprotan insektisida tepat sasaran.
Penyakit yang sering
menyerang tanaman kedelai antara lain karat daun, busuk batang, busuk akar,
layu dan bercak daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan memperhatikan
sanitasi dan kebersihan lahan serta penyemprotan dengan fungisida.
7.
Panen
Kedelai dapat dipanen
muda sebagai kedelai rebus atau dipanen tua setelah biji matang. Kedelai harus
dipanen pada waktu yang tepat, yaitu setelah biji atau polong benar benar sudah
matang atau tua. Ciri-ciri kedelai yang sudah siap panen adalah daun menguning
dan mudah rontok, polong biji mengering dan berwarna kecoklatan. Pemanenan
dilakukan dengan cara memotong batang / menyabit dengan sabit. Pemanenan dengan
cara mencabut batang tidak dianjurkan, karena dapat mengurangi kesuburan tanah.
Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat
Selamat mencoba, salam sukses !!!