MENANAM GAMBAS AGAR BERBUAH LEBAT DAN PETANI UNTUNG
Oyong atau yang
sering disebut dengan nama gambas (Luffa acutangula) merupakan tumbuhan
dari tanaman labu – labuan yang merambat (Cucurbitaceae). Tanaman ini
ditemukan berasal dari Negara India, lalu menyebar ke banyak Negara
lainnya.
Oyong secara
umum mampu beradaptasi secara baik di Negara – Negara Asia Tenggara, salah
satunya adalah di Indonesia. Umumnya oyong berbuah lebat dipanen saat buah
masih berumur muda serta diolah sebagai sayuran.
Buahnya
berkulit agak kasar serta berwarna hijau. Alasan pemanenan saat masih muda
karena saat buah berumur tua kondisi buah akan mengering serta susah untuk
dimakan. Rasanya pun juga akan tidak enak untuk dimakan.
Oyong termasuk
tanaman dari komoditas sayuran yang mampu beradaptasi dengan baik pada aneka
macam lingkungan serta mampu tumbuh pada banyak jenis tanah lahan tanam.
Gambas
membutuhkan asupan sinar matahari yang cukup serta mampu tumbuh secara maksimal
dan berbuah lebat pada lingkungan tanam bersuhu rata rata ± 18 – 24° C.
Selain itu,
oyong juga membutuhkan asupan air cukup serta cukup rentan terhadap kekeringan
akibat kurangnya air. Oleh karena itu, tentu jika melakukan cara menanam gambas
harus benar – benar memperhatikan pemberian air pada oyong.
Di Indonesia,
menanam gambas sudah banyak dilakukan petani. Walaupun, jumlahnya tak sebanding
dengan budidaya tanaman padi di Indonesia serta tingkat kepopulerannya sendiri
jauh lebih rendah dibandingkan tanaman sayur lain, seperti pare, bayam,
kangkung, dll.
Walaupun
begitu, potensi hasil dari cara menanam gambas cukup menjanjikan. Biasanya,
budidaya / cara menanam gambas banyak dilakukan di pekarangan rumah maupun di
sawah.
Karena itu, tak
heran jika budidaya / menanam gambas kini banyak dilirik sebagai penambah pundi
– pundi penghasilan. Lalu bagaimana caranya supaya cara menanam gambas agar
berbuah lebat ??
Setiap petani
tentu berharap jika menanam tanaman gambas akan berbuah lebat. Jika berbuah
lebat, tentu saja petani akan senang karena mendapatkan hasil dan untung
maksimal.
Oleh karena
itu, petani perlu melakukan kiat – kiat proses menanam oyong secara tepat agar mampu
berbuah lebat. Untuk itulah, Pertanian Indonesia akan membantu petani
agar oyong yang dibudidayakan mampu berbuah lebat.
Sebenarnya,
menanam gambas agar berbuah lebat tidak terlalu susah. Namun, harus telaten dan
tekun agar nantinya hasil produksinya berbuah secara lebat.
Proses cara menanam gambas mulai awal sampai akhir yaitu :
1. Persiapan
Lahan Tanam
Tahapan cara menanam gambas agar berbuah lebat pertama adalah dengan bersihkan lahan tanam terlebih dahulu sampai benar – benar bersih dari kotoran serta gulma. Setelah bersih, cangkul atau bajak tanah pada lahan tanam sampai gembur.
Setelah kondisi
lahan tanam benar – benar gembur, segera buat bedengan. Bedengan dibuat dengan
ukuran panjang serta tinggi menyesuaikan kondisi lahan tanam, dan lebar sekitar
± 80 – 100 cm.
Apabila gambas
akan ditanam pada lahan datar atau sawah, akan lebih baik jika bedengan dibuat
agak tinggi agar jika terjadi hujan maka air hujan tidak tergenang serta
merendam tanaman gambas.
Gambas umumnya
tak menyukai kondisi tanah tergenang air dan terlalu basah. Berikan juga jarak
antar bedengan sekitar ± 2 – 2,5 meter.
Apabila pH
tanah dibawah 5,5, lakukan penaburan kapur pertanian atau dolomit. Penaburan
kapur pertanian atau dolomit dilakukan ± 7 – 10 hari sebelum melakukan pemberian
pupuk dasar. Biarkan juga lahan tanam tersiram air hujan.
2. Pemupukan Dasar
Tahapan cara
menanam gambas agar berbuah lebat yang kedua adalah pemberian pupuk dasar. Di
dalam tanah, sebenarnya sudah memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan
oleh gambas meskipun belum mencukupi.
Oleh karena
itu, perlu dilakukan pemberian pupuk dasar agar nutrisi hara yang terkandung di
dalam tanah bisa mencukupi.
Ada beberapa
jenis pupuk yang digunakan dalam proses pemupukan dasar. Contohnya
saja ZA atau Urea, KCL, serta TSP. Gunakan 3 pupuk
tersebut dengan perbandingan 1 : 1 : 2. Taburkan secara merata pupuk dasar
diatas bedengan, lalu aduk secara merata bersama tanah.
Selanjutnya,
biarkan selama kurun waktu ± 7 – 10 hari sebelum proses pemasangan mulsa.
Penggunaan dosis pupuk dasar menyesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah lahan
tanam.
3. Persiapan Benih
Tahapan cara
menanam gambas agar berbuah lebat ketiga adalah persiapan benih. Di pasaran
Indonesia, sudah terdapat aneka ragam produk benih oyong yang cocok petani
gunakan.
Contohnya saja
benih oyong Anggun, Anggun Tavi, Esenza Plus, Primavera, serta Prima.
Anda bisa memilih produk benih oyong berkualitas unggul tersebut dalam proses
menanam oyong ataupun produk lainnya.
Setelah Anda
memilih benih dalam proses menanam, selanjutnya rendam benih selama semalaman
penuh di dalam air agar proses perkecambahan menjadi lebih cepat.
Jika terdapat
benih mengapung, segera buang benih tersebut karena tidak akan mampu tumbuh
baik sebab kualitasnya tidak bagus. Setelah itu, gunakan benih yang terendam
air karena kualitasnya sudah bagus.
4. Penanaman
Tahapan cara menanam gambas agar berbuah lebat keempat adalah penanaman. Rendam benih terlebih dahulu dalam air hangat selama ± 10 jam.Tambahkan juga
dengan zpt secukupnya. Selanjutnya, tiriskan dan bungkus benih menggunakan
kertas lembab ataupun kain.
Jika sudah
berkecambah, benih sudah bisa langsung ditanam pada lahan tanam. Untuk setiap
lubang tanam, isi sebanyak 1 benih per 1 lubang tanam. Masukkan benih ke dalam
lubang tanam, lalu tutupi menggunakan tanah tipis.
Setelah itu,
sirami dengan air sampai basah apabila kondisi tanah sedang kering. Bisa juga
menaburkan nematisida untuk mencegah terjadinya gangguan hama.
5. Pemeliharaan
Tahapan cara
menanam gambas agar berbuah lebat kelima adalah perawatan / pemeliharaan.
Proses pemeliharaan gambas bertujuan agar oyong tumbuh secara sempurna dan
subur, serta agar menghasilkan buah berkualitas baik dan berbuah lebat.
Dalam proses
pemeliharaan, ada beberapa cara pemeliharaan yang harus dilakukan. Cara – cara
tersebut diantaranya yaitu :
• Pemasangan
lanjaran
Lanjaran berfungsi sebagai tempat merambatnya batang – batang gambas. Batang gambas mampu tumbuh sampai 3 – 4 meter, sehingga sangat membutuhkan lanjaran sebagai tempat merambatnya.
Dengan adanya
para – para atau lanjaran, maka proses pertumbuhan oyong akan baik dan mampu
berbuah lebat. Pemasangan lanjaran sebaiknya dilakukan saat selesai melakukan
proses penanaman.
• Penyulaman
bibit
Jika terlihat
bibit tumbuh cacat / mengalami kerusakan, segera sulami bibit tersebut.
Penyulaman bibit bertujuan untuk mengganti bibit berkualitas kurang baik
ataupun sudah mati.
• Penyiraman
Cukupnya
ketersediaan air menjadi salah satu syarat tumbuhnya gambas. Proses penyiraman
perlu diberikan sesuai kebutuhan agar tidak mengalami kekeringan dan mati.
Saat
pertumbuhan vegetatif serta generatif oyong sangat membutuhkan air dalam jumlah
cukup. Jika mengalami kekurangan air, maka bunga serta buah oyong akan rontok
dan bentuk buahnya pun juga abnormal.
• Penyiangan
gulma
Penyiangan
gulma bisa dilakukan pada awal masa pertumbuhan dan juga saat sudah muncul
gulma apalagi jika terlalu lebat.
• Pemupukan
susulan
Proses
pemupukan susulan oyong bisa dilakukan setelah berumur ± 10 hari setelah tanam.
Namun, harus diperhatikan dahulu kondisi tanah dalam keadaan basah agar nutrisi
yang diberikan bisa terserap secara mudah.
Dosis serta waktu pemupukan susulan oyong secara tepat yaitu :
a) Pemupukan susulan 1 : Lakukan saat tanaman berumur 10 hst. Gunakan pupuk NPK dengan dosis ± 2 kg dicampur bersama 250 liter air. Selanjutnya, kocorkan sebanyak ± 250 ml per tanaman
b) Pemupukan susulan 2 : Lakukan saat tanaman berumur
17 hst. Gunakan pupuk NPK dengan dosis ± 3 kg dicampur bersama 300
liter air. Selanjutnya, kocorkan sebanyak ± 300 ml per tanaman.
c) Pemupukan susulan 3 : Lakukan saat tanaman berumur
24 hst. Gunakan pupuk NPK dengan dosis ± 5 kg dicampur bersama 500 liter
air. Selanjutnya, kocorkan sebanyak ± 500 ml per tanaman
d) Pemupukan susulan 4 : Lakukan saat tanaman berumur
31 hst. Gunakan pupuk ZA sebanyak 2 kg, dan
juga TSP sebanyak 4 kg + KCL sebanyak 4 kg.
Aplikasikan
dengan cara ditugal atau ditabur di sekeliling gambas dengan jarak ± 30 cm dari
bagian pangkal batang.
e) Pemupukan susulan 5 : Lakukan saat tanaman berumur
38 hst. Gunakan pupuk ZA sebanyak 4 kg, dan
juga TSP sebanyak 9 kg + KCL sebanyak 8 kg.
Aplikasikan dengan cara ditabur secara merata sampai bedengan.
f) Pemupukan susulan 6 dan 7 : Lakukan saat tanaman
berumur 50 dan 60 hst. Dosis serta pengaplikasiannya sama dengan pemupukan
susulan ke 5
6. Pengendalian
Hama Penyakit
Tahapan cara menanam gambas agar berbuah lebat keenam adalah pengendalian hama penyakit. Walaupun benih oyong memiliki ketahanan terhadap hama penyakit, tentu saja waspada terhadap serangan hama penyakit tetap harus dilakukan.
Karena
itu, Pertanian Indonesia akan memberikan beberapa contoh hama
penyakit yang sering menyerang saat proses budidaya / menanam gambas. Contoh
hama penyakit yang sering menyerang gambas yaitu :
• Bekicot
Bekicot (Achatina fulica) adalah hewan bertumbuh lunak dimana termasuk dalam golongan Achatinidae. Hewan ini berasal dari Afrika Timur serta telah menyebar ke berbagai Negara – Negara lain di seluruh penjuru dunia.
Gejala serangan
bekicot ada beberapa, contohnya seperti terdapat bekas kotoran lendir dan
mengkilat, serta daun menjadi berlubang tak beraturan.
Untuk mengatasi
serangan bekicot, caranya yaitu dengan memanfaatkan predator alami bekicot,
membersihkan lingkungan lahan tanam, mengambilnya satu persatu dan
memusnahkannya secara langsung, membuat jebakan bekicot, dll.
• Antraknosa
Penyakit busuk buah, antraknosa atau sering juga disebut sebagai patek disebabkan oleh infeksi cendawan Colletotrichum capsici. Antraknosa bisa menyerang berbagai tumbuhan, seperti gambas, cabai, kedelai, anggur, jeruk, labu, mangga, dll.
Gejala awal
patek ditunjukkan berupa munculnya bercak pada bagian daun maupun bagian
lainnya dengan bentuk bulat panjang dan warnanya hitam. Hal tersebut berlanjut
dengan matinya jaringan.
Untuk mengatasi
antraknosa, ada beberapa cara pengendalian untuk mengatasinya. Contohnya yaitu
lakukan aplikasi pemupukan secara teratur, gunakan bibit berkondisi sehat,
mengatur sistem drainase, membersihkan gulma di sekitar lahan tanam, dll.
• Bercak Daun
Bercak daun
disebabkan oleh infeksi cendawan Cercospora capsici. Penyakit bercak daun
mampu menyebar secara pesat, terutama pada saat musim hujan tiba.
Gejala tanaman
terserang bercak daun ada bermacam – macam, contohnya seperti muncul bercak –
bercak pada daun dengan bentuk tak beraturan, daun yang sudah terkena bercak
menjadi keriting dan lama – lama akan kering, dll.
Untuk mengatasi
penyakit bercak daun, terdapat beberapa cara – cara yang untuk mengatasinya.
Contoh cara – cara mengendalikan bercak daun contohnya seperti memberikan
pestisida sesuai dosis, potong dan musnahkan bagian yang mengalami infeksi,
merotasi tanaman secara teratur, dll.
7. Pemanenan
Tahapan cara
menanam gambas agar berbuah lebat pada tahap ini adalah pemanenan. Umumnya,
buah oyong atau gambas sudah bisa dipanen setelah berumur ± 40 – 45 hst.
Kondisi buah
yang telah dipanen biasanya masih muda dengan ciri – ciri kulit buah tidak
mengkilat, masih terlihat cenderung lunak, berwarna hijau segar, serta belum
berserat dan mudah dipatahkan.
Setiap 2 s/d ha
3 hari sekali pemanenan gambas bisa dilakukan. Biasanya, untuk 1 musim tanam
pemanenan gambas bisa dilakukan sebanyak ± 25 – 30 kali sesuai varietas benih
serta kondisi lahan tanam.
Itulah dia
beberapa tata cara menanam gambas agar berbuah lebat. Lakukan sesuai tata cara
diatas sesuai urutan agar oyong bisa berbuah lebat serta bisa menghasilkan
keuntungan menjanjikan.
Demikianlah
artikel bertema penanaman oyong agar berbuah lebat ini kami tuliskan untuk Anda
semua. Semoga manfaat dari artikel ini bisa Anda ambil dalam bentuk positif.
Hasil panen buah gambas
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar dari anda !!!