TANAMAN TOMAT
Panduan
Teknis Budidaya Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum L.)
merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya
ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per
tahun. Secara umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.
Dewasa ini terdapat lebih dari
400 varietas tomat yang
ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi seperti
berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah seperti varietas
intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun
rendah, seperti GH2 dan GH4.
Memilih benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan
ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun
Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi
begitu juga sebaliknya.
Benih tomat bisa didapatkan dengan
mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau
harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi
buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).
Langahnya sebagai berikut, pilih
buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut
menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang
menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang
tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang
bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan
dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.
Penyemaian benih tomat
Sebelum ditanam secara luas, benih
tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup
kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan
penanaman masal. Lihat cara
membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.
Untuk budidaya tomat, sebaiknya
pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi
resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini
biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya
hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai
tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
Tips untuk persemaian bedengan, buat
larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan
kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai
bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan
dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua
cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk
melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar
yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Tips untuk persemaian polybag/pot,
setelah media persemaian dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian
bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam.
Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot.
Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot
kedalam lubang tanam.
Pengolahan tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat
keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan
dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga
untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH
tanah masing-masing.
Bajak atau cangkul tanah hingga
gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan
pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm.
Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa
plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau.
Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan
gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali
tanah selama satu minggu sebelum ditanami.
Penanaman bibit tomat
Pertama-tama buat lubang tanam pada
mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang
tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu
lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.
Setelah itu masukkan bibit siap
tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas
terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar
tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang
ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah
bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan
perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan
penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko
kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan
penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.
a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti
tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman
dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak
sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat
biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup
mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat
gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena
tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga
mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat
dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus
segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan
dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan
pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa
dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan
buah sekitar 5-7 buah.
d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik,
semprotkan pupuk
organik cair yang mempunyai kandungan
kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif).
Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik
cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air.
Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%.
Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman
berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik,
pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1
sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali
urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu
tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per
tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman
karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.
e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak
membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya
tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan
menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa
menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.
Kekeringan yang panjang bisa
menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi
cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang
harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar
areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari.
Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.
f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir
bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat
dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20
cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan
dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk
memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini
mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang
masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap
kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat
pertumbuhan dan mengundang penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.
Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit
yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips,
lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit
kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya
menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida.
Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para
petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila
tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan
pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat
pestisida organik.
Hama dan penyakit pada budidaya
tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena
manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama
dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan
dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek
lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus
menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif
berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.
Pemanenan budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen
60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen
berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan
pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen
apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi
daun menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.